“Narasi Bisnis: Jejak Sukses Dr. Henry Susanto Pranoto dan Dr. Erlina Dwi Ratna Sari di Balik Lima Panca Indra”

SURABAYA, GNNINDONESIA.COM, 10 Januari 2024 – Dalam langkah berani untuk mengubah strategi pemasaran tradisional, para pemimpin bisnis di Universitas Ciputra memimpin pendekatan inovatif dengan mengintegrasikan seni dan musik ke dalam inti inovasi produk. Duo dinamis, Dr. Henry Susanto Pranoto, B.Mus, B.Sc.,M.Mus., Ph.D, C.IPM, dan Dr. Erlina Dwi Ratna Sari SE MM, memimpin inisiatif ini sebagai Koordinator Creative Management Business dan Management Strategic di universitas tersebut.

Menggali Kekuatan Panca Indra: Metode Lima Panca Indra

Dunia perdagangan sering kali terjebak dalam taktik pemasaran yang monoton, yang mengakibatkan penurunan minat konsumen. Untuk melawan hal ini, para pengusaha perlu mempertimbangkan perspektif baru, dengan menyelipkan elemen seni dan musik ke dalam strategi inti mereka. Pendekatan inovatif ini berkisar pada metode Lima Panca Indra, menargetkan indera manusia untuk meningkatkan pengalaman konsumen.

1. Keselarasan Suara (Dengar): Dr. Henry dan Dr. Erlina mendorong penggunaan strategis musik, menggunakan jingle menarik dan lagu tema untuk memikat pelanggan. Penggabungan lagu-lagu tren, yang terkait erat dengan narasi produk, menambah dimensi baru ke dalam simfoni pemasaran.
2. Ekstravaganza Visual (Lihat): Mengakui pentingnya estetika, bisnis didorong untuk menyajikan konten visual yang menarik, baik melalui gambar yang memikat atau video yang mengesankan. Spektakel visual ini bertujuan untuk mempesona audiens dan meningkatkan keinginan terhadap produk.
3. Keterlibatan Nyata (Pegang): Aspek taktil dalam keterlibatan produk sangat penting. Para pengusaha didorong untuk menawarkan sampel nyata, memungkinkan calon pembeli merasakan produk secara langsung. Ini tidak hanya memuaskan rasa ingin tahu tetapi juga memfasilitasi hubungan yang lebih dalam antara konsumen dan produk.
4. Pengalaman Berasa (Rasa): Memahami pentingnya rasa dalam pilihan konsumen, bisnis didorong untuk menciptakan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional tetapi juga membangkitkan emosi positif. Keahlian seni terletak pada menciptakan pengalaman yang resonan dengan konsumen secara pribadi.
5. Daya Tarik Beraroma (Bau): Indera penciuman adalah alat yang kuat dalam persepsi produk. Menggabungkan aroma yang menarik ke dalam produk atau kemasan dapat berkontribusi pada pengalaman merek yang tak terlupakan dan khas.

Persilangan Seni, Bisnis, dan Kesejahteraan

Penelitian Pranoto tahun 2003, “Merancang Model Penyembuhan Berdasarkan Lukisan, Deskripsi, dan Musik Latar dengan Pendekatan Terapi Musik,” memberikan wawasan tentang dampak lebih luas dari seni dan metode Lima Panca Indra. Melampaui perdagangan, elemen-elemen ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterlibatan, bukan hanya dalam pameran produk tetapi juga dalam meningkatkan kesehatan dan penyembuhan inner bagi pengunjung.

Fusi Kewirausahaan: Membuka Jalan Baru

Dengan semangat kewirausahaan, praktisi bisnis didorong untuk berkolaborasi lintas disiplin ilmu, termasuk seni, musik, dan psikologi. Pendekatan interdisipliner ini bertujuan untuk melahirkan konsep, model bisnis, dan aspek inovatif baru yang dapat diterapkan dalam pengembangan produk, pemasaran, dan strategi merek secara keseluruhan.

Memanfaatkan Peluang di Pasar Pemuda

Ketika para pengusaha memulai perjalanan kolaborasi kreatif ini, fokusnya adalah mengidentifikasi peluang baru sesuai dengan kebutuhan pemuda Indonesia. Menyusun strategi pemasaran yang mudah diterima oleh generasi muda berjiwa kritis adalah kunci untuk membuka potensi bisnis yang belum tergarap.

Universitas Ciputra, melalui usaha avant-garde ini, tidak hanya bertujuan untuk merevolusi cara produk dipasarkan tetapi juga untuk menginspirasi era baru kreativitas dan kesejahteraan holistik dalam lanskap bisnis. Saat mereka menyelaraskan ranah perdagangan, seni, dan musik, mereka bertujuan untuk memukul senar hati dan pikiran konsumen, membawa masuk simfoni inovasi.