Perda Kaltim Jadi Pilar Sawit Berkelanjutan: Hadapi Tantangan Ekonomi dan Perubahan Iklim
BALIKPAPAN, GNNINDONESIA.COM – Kalimantan Timur (Kaltim) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pembangunan perkebunan sawit berkelanjutan. Kepala Bidang Perkebunan Provinsi Kaltim, Asmirilda, menegaskan bahwa konsep perkebunan hijau tak hanya soal pertumbuhan ekonomi, tetapi juga kualitas pertumbuhan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Dalam pelatihan jurnalistik bertajuk Generasi Baru di Industri Sawit yang digelar di Balikpapan dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Asmirilda menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan harus memperhatikan kelestarian modal alam. “Keseimbangan ekosistem, ketersediaan air bersih, produktivitas lahan, hingga skema insentif untuk kinerja lingkungan hidup merupakan fondasi untuk mewujudkan pembangunan jangka panjang,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pertumbuhan yang adil dan inklusif, melibatkan semua kelompok masyarakat, termasuk perempuan dan kelompok rentan. Di tengah tantangan perubahan iklim, ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan menjadi kunci dengan fokus pada diversifikasi ekonomi, ketahanan pangan, energi bersih, dan pengurangan emisi karbon sesuai target Nationally Determined Contributions (NDC).
Perda Kaltim dan Langkah Strategis
Keseriusan Pemda Kaltim tercermin melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2019 tentang Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim yang menjadi dasar implementasi program Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) – Carbon Fund.
Menurut Asmirilda, tantangan strategis pembangunan di Kaltim mencakup berbagai aspek:
- Sumber Daya Manusia: Ketimpangan akses pendidikan dan layanan kesehatan di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal) masih menjadi kendala. Selain itu, daya saing perempuan di bidang ekonomi, sosial, dan politik perlu ditingkatkan.
- Ekonomi Wilayah: Ketergantungan pada sektor ekstraktif seperti pertambangan harus diminimalisir, sementara pengentasan kemiskinan dan pemerataan infrastruktur menjadi prioritas.
- Lingkungan Hidup: Kualitas air, udara, dan lahan masih menjadi isu utama. Tingginya emisi gas rumah kaca akibat pemanfaatan ruang berbasis lahan juga menjadi perhatian serius.
- Tata Kelola Pemerintahan: Peningkatan kualitas pelayanan publik dan akuntabilitas kinerja aparatur pemerintahan menjadi tantangan yang perlu segera diatasi.
Sertifikasi ISPO Sebagai Bukti Komitmen
Sebagai wujud implementasi prinsip berkelanjutan, sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) menjadi standar yang harus dipenuhi oleh para pelaku industri sawit. Hingga kini, 112 sertifikat ISPO telah diraih oleh perusahaan maupun kelompok petani sawit di Kaltim. “ISPO adalah bukti bahwa perkebunan sawit di Kaltim layak secara ekonomi, sosial budaya, dan ramah lingkungan sesuai regulasi,” tambah Asmirilda.
Pelatihan untuk Generasi Baru Jurnalis Sawit
Acara pelatihan jurnalistik ini dibuka oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, Ir. E.A. Rafiddin Rizal, S.T., M.Si., mewakili Penjabat Gubernur Kaltim. Hadir pula sejumlah tokoh, seperti Wakil Ketua Umum DPP APKASINDO, Ir. Amin Nugroho, dan Direktur Utama Sawitsetara, Dr. Eko Jaya Siallagan, serta perwakilan generasi muda dari Kalimantan hingga Sulawesi.
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali peserta menjadi jurnalis sawit yang kompeten di era digital, dengan harapan generasi baru ini mampu mendukung transformasi industri sawit menuju keberlanjutan.